Pelimpahan Jasa Pada Saat Perayaan
Diposting oleh artikel pada Wenny, tags: Pelimpahan Jasa
URL pendek:
http://dhct.ws/a664
http://dhct.ws/a664
Pelimpahan Jasa Pada Saat Perayaan
Wenny
Pelimpahan  jasa bertujuan untuk melimpahkan jasa perbuatan baik kita kepada sanak  saudara kita, orang tua atau kepada mahkluk yang telah meninggal, baik  yang kita kenal dikehidupan ini maupun di kehidupan kita sebelumnya.  Pelimpahan Jasa tidak berarti jasa kebaikan yang kita perbuat itu   diberikan kepada mahkluk yang telah meninggal melainkan kita limpahkan  kepada meraka karena Jasa yang kita limpahkan tidak akan berkurang atau  habis. Ibarat membagi api dari lilin yang menyala ke lilin yang masih  belum menyala. Api tidak akan habis dan cahaya yang ditimbulkan tidak  akan makin redup, tetapi makin bersinar karena makin banyak lilin yang  menyala. Dan kita tidak perlu kuatir pelimpahan jasa kita tidak ada yang  menerima, karena kita telah mengalami tumimbal lahir yang tak terhitung  banyaknya sehingga pasti ada sanak saudara yang sedang berharap dapat  menerima jasa tersebut. Walaupun mungkin kita sendiri sudah tidak ingat  lagi siapa mereka adanya. Demikian juga dengan para makhluk yang lebih  tinggi dari kita (Baca : Para dewa) apabila hadir pada saat pelimpahan  jasa juga dapat turut mengabarkan sehingga pelimpahan jasa yang telah  diperbuat dapat diterima oleh lebih banyak makhluk.
Manusia sebagai mahkluk sosial tentu  banyak yang biasa kita lakukan dalam bersosialisasi seperti mengadakan  acara pesta perkawinan, pesta ulang tahun , pesta makan sebelum hari  raya imlek atau malam tahun baru ataupun pesta lainnya dimana banyak  sanak famili berkumpul untuk merayakan.
Tetapi saat kita bersenang – senang, bergembira bersama, bersantap makan bersama, sering kali kita lupa pada sanak saudara yang telah meninggal atau di alam penderitaan. Bukankah mereka juga hadir pada saat kita mengadakan perayaan tersebut??
Walau tidak tampak bukan berarti mereka tidak ada. Mereka datang  dengan harapan kita bisa membagi jasa kebajikan yang telah kita lakukan  kepada mereka karena hanya dengan cara melakukan pelimpahan jasa kita  dapat menolong atau bahkan membebaskan mereka dari alam penderitaan.  Bagi mereka yang terlahir di alam penderitaan adalah sulit untuk  melakukan karma baik atau hampir tidak mungkin. Sehingga sulit sekali  untuk membebaskan diri dari alam penderitaan.
Jadi alangkah baiknya kita bisa membacakan parita pelimpahan jasa  ditujukan kepada mereka. walaupun tidak hafal paritanya bisa kita  lakukan dengan berkehendak sambil membaca bait berikut :
Idam no natinam hotu, sukhita hontu natayo (3x)
semoga timbunan jasa ini melimpah kepada sanak saudara saya/kami.
Semoga sanak saudara berbahagia.(3x)
semoga timbunan jasa ini melimpah kepada sanak saudara saya/kami.
Semoga sanak saudara berbahagia.(3x)
Lebih baik lagi jika dapat membaca ettavatta secara lengkap.
Melimpahkan jasa sebaiknya menjadi kebiasaan dan kita tidak  seharusnya merasa aneh, justru kita bisa menolong mahkluk menderita  untuk mendapatkan jasa dari kebajikan kita. Dan pelimpahan jasa ini  tidak memakan waktu yang lama. Jadi tidak akan rugi untuk dilakukan  malah akan manambah jasa kebajikan.
Seperti pada waktu jaman sang Buddha belum Parinibbana, Raja  Bimbisara setelah melakukan dana yang besar bagi sang Buddha dan pada  malam harinya Raja Bimbisara mendengar suara jeritan yang sangat  menakutkan sehingga ia merasa ketakutan dan tidak dapat tidur, keesokan  harinya ia menanyakan hal tersebut kepada sang Buddha dan dijelaskan  bahwa jeritan tersebut tak lain adalah sanak saudara raja yang telah  meninggal menunggu raja untuk melimpahkan jasa kebajikan tersebut kepada  mereka tetapi raja tidak melakukannya. Sehingga raja melakukan dana  yang besar lagi kepada sang Buddha dan setelah itu melakukan pelimpahan  jasa, setelah itu banyak sanak saudara raja yang terbebas dari alam  menderita. Mungkin pada jaman sekarang yang sudah modern kita tidak lagi  mendengar jeritan tersebut, tapi apakah kita harus menunggu mendengar  suara jeritan tersebut, atau harus menunggu sampai sanak saudara kita  menampakkan dirinya baru melakukan pelimpahan jasa?
Mengapa kita perlu melakukan pelimpahan jasa pada saat pesta perayaan?
- Banyak manusia yang berkumpul. Setiap manusia banyak atau sedikit pasti pernah melakukan tindakan kebajikan, seperti berdana, membaca atau menyebarkan dhamma dll.
- Setiap manusia yang berkumpul pasti mempunyai sanak saudara. Baik dikehidupan ini maupun dikehidupan yang lampau.
- Makin banyak yang melimpahkan jasa berarti makin banyak mahkluk yang menerima.
tetapi yang disayangkan  saat pesta atau perayaan ini banyak yang  larut dalam kegembiraannya sehingga lupa untuk melimpahkan jasa  kebajikan kepada sanak saudara yang telah meninggal. Padahal mereka  berkumpul di sudut – sudut ruangan, halaman depan dan sekitar kita.  Memang pelimpahan jasa sering dilakukan pada saat kebaktian atau pada  saat ada perayaan buddhis, atau saat berdana pada anggota Sangha, tetapi  ada baiknya jika saat kita berpesta, bergembira dan berkumpul bersama  dapat menambahkan kebiasaan melakukan pelimpahan jasa.
Saya menulis artikel ini dari pengalaman pribadi. Saya sering  mengambil foto menggunakan kamera digital, hasil foto saya pada saat ada  perayaan seperti pesta perkawinan atau acara perayaan berkumpulnya  teman dan keluarga selalu timbul noda seperti jamur berbentuk bulat,  tetapi kalau mengambil foto pada saat jalan- jalan atau sekedar memotret  saja tidak ada noda tersebut. Jadi saya mengambil kesimpulan bahwa itu  adalah bentuk dari mahkluk yang berkumpul menanti untuk diberikan  pelimpahan jasa. Ini adalah kesimpulan saya.
Gambar diatas pada saat pesta perkawinan terdapat banyak bulatan bulatan seperti jamur di udara,
Jadi harapan saya teman-teman se-dhamma bisa mengembangkan kebiasaan pelimpahan jasa ini demi kebahagiaan semua mahkluk.
Jadi harapan saya teman-teman se-dhamma bisa mengembangkan kebiasaan pelimpahan jasa ini demi kebahagiaan semua mahkluk.
Artikel ini adalah buah pikir dari penulis pribadi bila ada penulisan yang kurang sesuai atau tidak tepat. Mohon dibenarkan.
Namo buddhaya
 
 
No comments:
Post a Comment